Jumat, 01 Juni 2012

SEJARAH BERDIRINYA WILAYAH UTARA PAROKI MAKALE


Pada mulanya cikal bakal Wilayah Utara Paroki Makale merupakan kelompok kategorial yang dibentuk dalam rangka mewadahi kegiatan olah raga yang dilakukan setiap masa prapaskah dan menjelang puncak Devosi kepada Bunda Maria di bulan Mei setiap tahun yang dipusatkan di Statsi Bera. Kelompok yang mewadahi tersebut ada sejak tahun 1979 dimana padaa saat itu pastor yang bertugas di Paroki Makale adalah Pastor Marinus Marannu. Namun, kegiatannya baru sebatas kegiatan olah raga yang dipertandingkan antaras stasi-stasi yang ada di bagian selatan Paroki Makale, bagian tengah dan utara.

Kegiatan ini tetap berlangsung hingga tahun 1980. Ketika Pastor Lambertus menjabat selaku Pastor Paroki Makale, sejak tahun 2981 struktur organisasi tingkat wilayah diperkenalkan kepada tokoh umat dan Pengurus Dewan Paroki Makale, sehingga mulai pada tahun itu Wilayah Utara dicetuskan dengan pertimbangan:
1.    Letak geografis Paroki Makale memanjang dari utara ke selatan yang kondisinya bergunung-gunung dan sangat sulit dijangkau khususnya pada musim penghujan.
2.    Wilayah Paroki Makale sangat luas sehingga sangat sulit kalau pelayanan hanya dilakukan di pusat paroki.
3.    Karena luasnya lingkup Paroki Makale serta cukup banyaknya stasi di paroki ini sehingga memungkinkan dilakukan penjajakan pemekaran Paroki Makale.

Tujuan dari Pembentukan Wilayah Utara:
1.    Untuk lebih mendekatkan pelayanan khususnya perayaan hari-hari besar seperti Paskah dan Natal yang dikoordinir pada tingkat wilayah.
2.    Untuk lebih memudahkan koordinasi di antara umat stasi yang tersebar di Paroki Makale dalam lingkup wilayah yang lebih kecil dan lebih terjangkau.
3.    Wilayah utara dipersiapkan menjadi cikal bakal Paroki Makale Utara.

Pada awalnya (tahun 1979) Wilayah Utara terdiri dari 8 stasi, masing-masing:
1.    Stasi Hati Kudus Yesus Mareali
2.    Stasi Santo Paulus Rantetayo
3.    Stasi Santo Yosep Mandetek
4.    Stasi Santo Yosep Lion
5.    Stasi Santo Yosep Batupapan
6.    Stasi Santa Maria Padang Iring
7.    Stasi Kristus Raja Tarongko
8.    Stasi Tri Tunggal Mahakudus Lapandan

Perkembangan umat di beberapa stasi tersebut berkembang dengan cepat, sehingga pada tahun 1987 Stasi Santa Maria Padang Iring melahirkan Stasi Persiapan Rarung Lameme. Demikian pula perkembangan umat di Stasi Santo Yosep Batupapan dan Stasi Hati Kudus Yesus Mareali semakin pesat sehingga pada tahun 1990 Stasi Batupapan membuka cabang kebaktian di Sepang yang saat ini dikenal dengan Stasi Santa Anna Mamabo. Demikian pula Stasi Mareali mengembangkan sayapnya ke Luak dengan membuka Stasi Persiapan Suka sehingga sejak tahun 1990 jumlah stasi dan stasi persiapan di Wilayah Utara menjadi 11 Stasi.

Stasi Santa Anna Mamabo dan Stasi Santo Paulus Suka resmi menjadi stasi defenitif sejak tanggal 13 Oktober 1996 yang peresmiannya bersamaan dengan pelaksanaan Pemberkatan Gedung Gereja Stasi Hati Kudus Yesus Mareali oleh Uskup Agung Ujung Pandan, Mgr. Yohanis Liku Ada’, Pr.

Sejak tahun 1990 hingga 1993 di Wilayah Utara terdapat 11 stasi. Sejak tahun 1993, isu rencana pemekaran Paroki Makale menjadi santer dan wilayah makale disebut-sebut sebagai cikal bakal Paroki Makale Utara, sehingga saat itu telah disepakati bahwa Paroki Makale Utara akan dipusatkan di Stasi Kristus Raja Tarongko dengan menempati lokasi SD Ex. Yayasan Yosep. Namun kenyataan menjadi lain ketika keluar surat uskup tentang Pemekaran Paroki di Toraja. Ternya terhitung 1 Januari 1995, Rantetayo menjadi pusat paroki tetapi harus berpisah dengan 8 stasi lainnya yang ada dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Makale. Karenanya yang masuk ke Paroki Rantetayo hanya tiga stasi yakni Stasi Santa Maria Padang Iring, Stasi Santo Paskalis Rarung Lameme dan Stasi Santo Paulus Rantetayo sendiri. Tinggallah 8 stasi di Wilayah Utara Paroki  Makale. Hingga tahun 2009, Stasi Santa Anna Mamabo membuka cabang baru di To’bo’ne. Sehingga saat ini terdapat 9 stasi di Wilayah Utara.

sumber: Materi Sidang Wilayah Utara 21 Maret 2004