Pada mulanya cikal
bakal Wilayah Utara Paroki Makale merupakan kelompok kategorial yang dibentuk
dalam rangka mewadahi kegiatan olah raga yang dilakukan setiap masa prapaskah
dan menjelang puncak Devosi kepada Bunda Maria di bulan Mei setiap tahun yang
dipusatkan di Statsi Bera. Kelompok yang mewadahi tersebut ada sejak tahun 1979
dimana padaa saat itu pastor yang bertugas di Paroki Makale adalah Pastor
Marinus Marannu. Namun, kegiatannya baru sebatas kegiatan olah raga yang
dipertandingkan antaras stasi-stasi yang ada di bagian selatan Paroki Makale,
bagian tengah dan utara.
Kegiatan ini tetap
berlangsung hingga tahun 1980. Ketika Pastor Lambertus menjabat selaku Pastor
Paroki Makale, sejak tahun 2981 struktur organisasi tingkat wilayah
diperkenalkan kepada tokoh umat dan Pengurus Dewan Paroki Makale, sehingga
mulai pada tahun itu Wilayah Utara dicetuskan dengan pertimbangan:
1.
Letak
geografis Paroki Makale memanjang dari utara ke selatan yang kondisinya
bergunung-gunung dan sangat sulit dijangkau khususnya pada musim penghujan.
2.
Wilayah
Paroki Makale sangat luas sehingga sangat sulit kalau pelayanan hanya dilakukan
di pusat paroki.
3.
Karena
luasnya lingkup Paroki Makale serta cukup banyaknya stasi di paroki ini
sehingga memungkinkan dilakukan penjajakan pemekaran Paroki Makale.
Tujuan dari Pembentukan
Wilayah Utara:
1.
Untuk
lebih mendekatkan pelayanan khususnya perayaan hari-hari besar seperti Paskah
dan Natal yang dikoordinir pada tingkat wilayah.
2.
Untuk
lebih memudahkan koordinasi di antara umat stasi yang tersebar di Paroki Makale
dalam lingkup wilayah yang lebih kecil dan lebih terjangkau.
3.
Wilayah
utara dipersiapkan menjadi cikal bakal Paroki Makale Utara.
Pada awalnya (tahun
1979) Wilayah Utara terdiri dari 8 stasi, masing-masing:
1.
Stasi
Hati Kudus Yesus Mareali
2.
Stasi
Santo Paulus Rantetayo
3.
Stasi
Santo Yosep Mandetek
4.
Stasi
Santo Yosep Lion
5.
Stasi
Santo Yosep Batupapan
6.
Stasi
Santa Maria Padang Iring
7.
Stasi
Kristus Raja Tarongko
8.
Stasi
Tri Tunggal Mahakudus Lapandan
Perkembangan umat di
beberapa stasi tersebut berkembang dengan cepat, sehingga pada tahun 1987 Stasi
Santa Maria Padang Iring melahirkan Stasi Persiapan Rarung Lameme. Demikian
pula perkembangan umat di Stasi Santo Yosep Batupapan dan Stasi Hati Kudus
Yesus Mareali semakin pesat sehingga pada tahun 1990 Stasi Batupapan membuka
cabang kebaktian di Sepang yang saat ini dikenal dengan Stasi Santa Anna Mamabo.
Demikian pula Stasi Mareali mengembangkan sayapnya ke Luak dengan membuka Stasi
Persiapan Suka sehingga sejak tahun 1990 jumlah stasi dan stasi persiapan di
Wilayah Utara menjadi 11 Stasi.
Stasi Santa Anna Mamabo
dan Stasi Santo Paulus Suka resmi menjadi stasi defenitif sejak tanggal 13
Oktober 1996 yang peresmiannya bersamaan dengan pelaksanaan Pemberkatan Gedung
Gereja Stasi Hati Kudus Yesus Mareali oleh Uskup Agung Ujung Pandan, Mgr.
Yohanis Liku Ada’, Pr.
Sejak tahun 1990 hingga
1993 di Wilayah Utara terdapat 11 stasi. Sejak tahun 1993, isu rencana
pemekaran Paroki Makale menjadi santer dan wilayah makale disebut-sebut sebagai
cikal bakal Paroki Makale Utara, sehingga saat itu telah disepakati bahwa Paroki
Makale Utara akan dipusatkan di Stasi Kristus Raja Tarongko dengan menempati
lokasi SD Ex. Yayasan Yosep. Namun kenyataan menjadi lain ketika keluar surat
uskup tentang Pemekaran Paroki di Toraja. Ternya terhitung 1 Januari 1995,
Rantetayo menjadi pusat paroki tetapi harus berpisah dengan 8 stasi lainnya yang
ada dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Makale. Karenanya yang masuk ke Paroki
Rantetayo hanya tiga stasi yakni Stasi Santa Maria Padang Iring, Stasi Santo
Paskalis Rarung Lameme dan Stasi Santo Paulus Rantetayo sendiri. Tinggallah 8
stasi di Wilayah Utara Paroki Makale.
Hingga tahun 2009, Stasi Santa Anna Mamabo membuka cabang baru di To’bo’ne.
Sehingga saat ini terdapat 9 stasi di Wilayah Utara.
sumber: Materi Sidang Wilayah Utara 21 Maret 2004
0 komentar:
Posting Komentar